Belajar Dari Serangan Siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN) Serta Bagaimana Solusi ARCHANGEL 2.0 ©Dari PT. SYDECO ---Oleh : Safa’at Dinata Putra – Versatile IT Technician of PT. SYDECO---

Belajar Dari Serangan Siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN) Serta Bagaimana Solusi ARCHANGEL 2.0 ©Dari PT. SYDECO


Oleh : Safa’at Dinata Putra – Versatile IT Technician of PT. SYDECO

Pendahuluan

Pada 20 Juni 2024, Pusat Data Nasional (PDN) Indonesia menjadi sasaran serangan siber besar-besaran yang menyebabkan gangguan serius terhadap berbagai layanan publik [1]. Serangan ini berdampak langsung pada sistem keimigrasian, akses ke data kependudukan, serta layanan administratif lainnya yang bergantung pada infrastruktur PDN. Ribuan pengguna dan instansi pemerintah mengalami kesulitan dalam mengakses informasi penting, sementara tim keamanan siber bekerja keras untuk mengidentifikasi sumber serangan dan memulihkan sistem yang terkena dampak. Kejadian ini semakin menyoroti pentingnya penerapan sistem keamanan siber yang lebih kuat dan tangguh dalam melindungi infrastruktur digital yang menjadi tulang punggung layanan publik nasional.





Penyebab PDN Menjadi Target Serangan Siber & Solusi ARCHANGEL 2.0

1. Kelemahan Sistem Keamanan

PDN hanya menggunakan Windows Defender sebagai satu-satunya lapisan perlindungan siber, yang tidak cukup untuk menangani serangan canggih seperti ransomware, zero-day exploits, atau serangan Advanced Persistent Threats (APT). Keamanan yang lemah ini memudahkan peretas untuk mengeksploitasi celah yang tidak terdeteksi dan menyusup ke sistem PDN [2].

 

Kelemahan Utama:

  •   Kurangnya Pertahanan Berlapis → Tidak adanya firewall generasi baru (NGFW), Intrusion Detection System (IDS), atau Intrusion Prevention System (IPS) membuat PDN sangat rentan.
  •  Tidak Ada Sistem Deteksi Dini → PDN tidak memiliki mekanisme untuk mendeteksi ancaman sebelum merusak sistem, sehingga serangan bisa berkembang tanpa terdeteksi.
  •    Kurangnya Manajemen Patch → Jika sistem tidak diperbarui secara berkala, vulnerabilities lama tetap terbuka untuk dieksploitasi peretas.

 

Solusi ARCHANGEL 2.0 ©:

  •      Next-Gen Firewall (NGFW) → ARCHANGEL 2.0 © menawarkan firewall berbasis AI yang menganalisis dan memblokir lalu lintas berbahaya secara real-time.
  •      Intrusion Prevention System (IPS) → Secara otomatis mengidentifikasi dan menghentikan serangan sebelum mencapai sistem utama.
  •       Automated Threat Intelligence → ARCHANGEL 2.0 © secara berkala memperbarui database ancaman untuk mengenali dan memblokir malware terbaru.

 

2. Kurangnya Kesadaran dan Pelatihan Keamanan Siber

Serangan PDN berawal dari email phishing, di mana karyawan tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi target serangan sosial. Phishing adalah metode serangan paling umum, karena mudah dilakukan dan seringkali berhasil jika pengguna tidak memiliki kesadaran keamanan yang cukup.

 

Kelemahan Utama:

  •      Kurangnya Pelatihan Keamanan Siber → Banyak staf tidak memiliki pemahaman tentang cara mengenali email phishing, termasuk tautan palsu, lampiran berbahaya, atau domain mencurigakan.
  •     Tidak Ada Sistem Proteksi Email → Email yang masuk tidak melalui filter keamanan sehingga pesan berbahaya bisa lolos ke kotak masuk pengguna.
  •    Tidak Menggunakan Multi-Factor Authentication (MFA) → Jika akun yang diretas hanya menggunakan password biasa, maka peretas dapat dengan mudah masuk dan mengambil alih sistem.

 

Solusi ARCHANGEL 2.0 ©:

  • AI-Powered Email Security → ARCHANGEL 2.0 © menganalisis setiap email masuk untuk mendeteksi indikasi phishing, spoofing, atau malware.
  • Real-Time Threat Detection → Jika ada email mencurigakan, ARCHANGEL 2.0 © secara otomatis mengisolasi email tersebut dan mengirimkan peringatan kepada admin IT.
  • MFA & Zero-Trust Policy → ARCHANGEL 2.0 © dapat mengintegrasikan sistem Multi-Factor Authentication (MFA) dan Zero-Trust Network Access (ZTNA) untuk mencegah akses ilegal meskipun kredensial sudah bocor.

 

3. Ketergantungan pada Infrastruktur Teknologi yang Rentan

PDN masih menggunakan teknologi lama yang tidak diperbarui secara berkala, sehingga banyak celah keamanan yang tetap terbuka. Infrastruktur yang tidak memiliki proteksi tambahan dapat menjadi titik masuk bagi peretas untuk menyebarkan ransomware atau serangan lainnya.

 

Kelemahan Utama:

  •    Penggunaan Software Lama & Tidak Terupdate → Banyak perangkat lunak yang digunakan sudah tidak mendapatkan update keamanan, sehingga celah keamanan lama tetap bisa dieksploitasi.
  •   Tidak Ada Pemantauan Keamanan Secara Proaktif → Serangan siber bisa berkembang selama berhari-hari tanpa terdeteksi, menyebabkan dampak yang lebih besar.
  •   Jaringan Tidak Tersegmentasi → Jika satu bagian jaringan diretas, serangan bisa menyebar ke seluruh sistem karena tidak adanya segmentasi yang membatasi akses.

 

Solusi ARCHANGEL 2.0 © :

  •        Proactive Monitoring & Threat Hunting → ARCHANGEL 2.0 © memantau aktivitas jaringan 24/7 untuk mendeteksi indikasi serangan sebelum berkembang lebih jauh.
  •     Automated Patch Management → Sistem ini memastikan bahwa semua perangkat lunak selalu mendapatkan pembaruan keamanan terbaru, sehingga celah keamanan lama tidak bisa dieksploitasi.
  •     Network Segmentation & Microsegmentation → Dengan fitur microsegmentation, ARCHANGEL 2.0 © memastikan bahwa serangan tidak dapat menyebar ke seluruh jaringan, membatasi dampaknya hanya pada satu area saja.

 

Metode yang Digunakan dalam Serangan Siber

 

1. Ransomware

Peretas menggunakan ransomware jenis terbaru, Brain Cipher, yang merupakan pengembangan dari LockBit 3.0. Ransomware ini bekerja dengan mengenkripsi seluruh file di server PDN, sehingga data menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Setelah sistem terkunci, peretas biasanya akan meninggalkan catatan tebusan yang meminta pembayaran dalam mata uang kripto sebagai syarat untuk mendapatkan kunci dekripsi [3].

 

Serangan ransomware seperti ini sangat berbahaya karena:

  •   Menghentikan operasional layanan penting, seperti sistem keimigrasian dan administrasi pemerintah.
  •  Mengakibatkan potensi kebocoran data, jika peretas tidak hanya mengenkripsi tetapi juga mencuri informasi sensitif.
  •  Tidak ada jaminan data akan dikembalikan, meskipun tebusan dibayarkan.

 

Serangan semacam ini sering terjadi pada institusi pemerintahan dan perusahaan besar yang memiliki data bernilai tinggi, sehingga menjadi target empuk bagi kelompok ransomware.

 

2. Phishing

Phishing adalah metode serangan yang menargetkan karyawan atau pengguna internal dengan mengirimkan email yang tampak asli, tetapi sebenarnya mengandung lampiran atau tautan berbahaya. Dalam kasus PDN, beberapa karyawan menerima email yang tampaknya berasal dari sumber terpercaya, namun sebenarnya mengandung malware tersembunyi.

 

Begitu korban membuka lampiran berbahaya atau mengklik tautan dalam email tersebut, malware akan langsung:

  • Mencuri kredensial pengguna, seperti username dan password, untuk masuk ke sistem internal.
  • Menginstal malware tambahan, yang dapat digunakan untuk membuka backdoor bagi peretas.
  • Menyebar ke jaringan internal, terutama jika sistem tidak memiliki proteksi segmentasi yang baik.

Serangan phishing sering kali berhasil karena email yang digunakan dirancang dengan baik, sehingga tampak sah dan meyakinkan. Tanpa kesadaran keamanan siber yang kuat, banyak pengguna dapat dengan mudah tertipu dan tanpa sadar memberikan akses langsung kepada peretas.

 

Peran ARCHANGEL 2.0 dari PT. SYDECO dalam Mencegah Serangan Siber

Sebagai solusi keamanan siber generasi terbaru, ARCHANGEL 2.0 © dirancang untuk mendeteksi, mencegah, dan merespons ancaman siber yang semakin kompleks, termasuk serangan terhadap infrastruktur penting seperti Pusat Data Nasional (PDN). Dengan fitur-fitur canggih berbasis Artificial Intelligence (AI), Intrusion Prevention System (IPS), dan Deep Packet Inspection (DPI), ARCHANGEL 2.0 © mampu memberikan perlindungan menyeluruh terhadap berbagai ancaman siber [4].

 

Berikut adalah peran utama ARCHANGEL 2.0 © dalam menghadapi serangan siber terhadap PDN:

 

1. Traffic Filtering & Deep Packet Inspection (DPI) – Menyaring dan Menganalisis Lalu Lintas Data

Serangan terhadap PDN dapat terjadi melalui penyusupan malware atau eksploitasi celah keamanan dalam lalu lintas jaringan. ARCHANGEL 2.0 © menggunakan teknologi DPI untuk menganalisis setiap paket data yang masuk dan keluar dari sistem secara mendalam.

 

Bagaimana ARCHANGEL 2.0 © bekerja?

  •      Menyaring lalu lintas berbahaya dengan mengidentifikasi paket data yang mengandung virus, ransomware, atau skrip berbahaya.
  •    Mencegah eksploitasi celah keamanan dengan menganalisis pola anomali dalam komunikasi jaringan.
  •       Menutup akses ke domain berbahaya yang sering digunakan peretas untuk menyebarkan malware atau melakukan pencurian data.

 

Dengan DPI, ARCHANGEL 2.0 ©  dapat menghentikan serangan sebelum mencapai sistem internal, memberikan lapisan keamanan yang lebih kuat dibandingkan firewall tradisional.

 

2. Intrusion Prevention System (IPS) & Anomaly Detection – Mendeteksi dan Menghentikan Serangan Siber Secara Otomatis

Sistem keamanan tradisional sering kali hanya dapat mendeteksi serangan, tetapi tidak mencegah dampaknya secara langsung. ARCHANGEL 2.0 © dilengkapi dengan IPS dan deteksi anomali berbasis AI, yang mampu mengidentifikasi serangan sebelum merusak sistem.

 

Keunggulan ARCHANGEL 2.0 © dalam IPS & Anomaly Detection:

  •      Menghentikan akses ilegal dengan mengenali pola lalu lintas yang tidak biasa dan langsung memblokirnya.
  •        Menggunakan AI untuk mengenali ancaman baru, bahkan yang belum pernah tercatat dalam database sebelumnya.
  •        Mencegah penyebaran malware dengan menutup jalur komunikasi yang mencurigakan dalam jaringan.

 

Fitur ini sangat penting dalam menghadapi ransomware seperti Brain Cipher, karena mampu mengisolasi serangan sebelum mengenkripsi data, sehingga sistem tetap aman.

 

3. Honeypot Integration – Menjebak Peretas dan Menganalisis Teknik Serangan

Peretas sering kali menggunakan berbagai metode untuk mencari celah dalam sistem, seperti brute-force attack, scanning, atau eksploitasi zero-day. ARCHANGEL 2.0 © dilengkapi dengan teknologi Honeypot, yaitu sistem umpan yang dirancang untuk menipu peretas agar mereka menyerang bagian sistem yang dikendalikan oleh keamanan siber.

 

Keunggulan Honeypot dalam ARCHANGEL 2.0 ©:

  •        Mengalihkan serangan ke area yang aman sehingga data sensitif tetap terlindungi.
  •    Merekam aktivitas peretas, memungkinkan analisis lebih dalam terhadap teknik dan alat yang digunakan oleh penyerang.
  •   Mengurangi risiko kerusakan langsung, karena serangan tidak akan mengenai sistem produksi utama.

 

Dengan adanya Honeypot, ARCHANGEL 2.0 © bukan hanya melindungi sistem dari serangan, tetapi juga membantu tim keamanan memahami strategi peretas dan memperkuat pertahanan di masa depan.

 

4. Proactive Monitoring – Pemantauan Keamanan 24/7 untuk Deteksi Dini Ancaman

Dalam serangan terhadap PDN, salah satu kelemahan utama adalah tidak adanya sistem pemantauan yang mampu mendeteksi ancaman sejak dini. Banyak serangan siber berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan sebelum terdeteksi.

 

Bagaimana ARCHANGEL 2.0 © membantu dalam pemantauan keamanan?

  •           Melacak aktivitas mencurigakan secara real-time, sehingga peretas tidak dapat menyusup tanpa terdeteksi.
  •        Memberikan peringatan dini kepada tim IT, memungkinkan mereka merespons serangan sebelum terjadi kerusakan besar.
  •       Mengintegrasikan threat intelligence dari berbagai sumber untuk memperbarui strategi pertahanan terhadap ancaman terbaru.

 

Dengan pemantauan proaktif, ARCHANGEL 2.0 © dapat mencegah serangan sebelum berkembang, memastikan sistem tetap berjalan dengan aman dan stabil.

 

Kesimpulan

Serangan siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN) membuktikan bahwa keamanan siber merupakan elemen krusial dalam menjaga keberlangsungan layanan publik dan melindungi infrastruktur nasional dari ancaman digital. Kelemahan dalam proteksi jaringan, kesadaran staf, serta sistem yang rentan membuat PDN menjadi target empuk bagi peretas.

 

Tanpa sistem keamanan yang proaktif dan komprehensif, ancaman serupa akan terus terjadi dan berpotensi mengganggu layanan vital bagi masyarakat. Oleh karena itu, implementasi ARCHANGEL 2.0 © menjadi solusi terbaik untuk menghadapi serangan siber di masa depan.

 

ARCHANGEL 2.0 © memberikan perlindungan menyeluruh dengan fitur-fitur berikut:

-        Next-Gen Firewall & AI-Powered Security untuk menyaring dan menganalisis lalu lintas berbahaya.

-   Intrusion Prevention System (IPS) & Anomaly Detection yang secara otomatis mengenali dan menghentikan serangan sebelum berdampak.

-        Honeypot Integration yang menjebak peretas dan menganalisis pola serangan mereka.

-        Proactive Monitoring 24/7 untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time.

-         Segmentasi Jaringan & Akses Zero-Trust untuk membatasi pergerakan peretas dalam sistem.

 

Dengan ARCHANGEL 2.0 ©, PDN dapat meminimalisir risiko serangan siber, melindungi data sensitif, dan memastikan layanan publik tetap berjalan tanpa gangguan. Saatnya meningkatkan pertahanan siber dengan solusi modern dan cerdas demi menjaga ketahanan digital nasional!

 

[1]https://www.wapresri.go.id/server-pdn-diretas-wapres-minta-investigasi-dan-tidak-terulang-di-masa-depan/#:~:text=Tangerang%2C%20wapresri.go.id,berbagai%20instansi%20selama%20empat%20hari.

[2]https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7417243/4-penyebab-pdns-bisa-diserang-hacker-pakar-um-surabaya-kurangnya-literasi-digital

[3]https://www.tempo.co/sains/pusat-data-nasional-atau-pdn-jebol-kena-serangan-ransomware-apa-itu--45943

[4] https://newssydeco.blogspot.com/2025/02/23-juta-serangan-nihil-keberhasilan.html

 

#CyberSecurity #DataProtection #StopCyberAttacks #Archangel20 #NextGenFirewall #ProtectYourData #RansomwareProtection #PhishingAwareness #SecureIndonesia #DigitalSecurity #CyberDefense #CyberAwareness #ZeroTrustSecurity #AIinCybersecurity #NetworkSecurity #StaySafeOnline #DataBreach #ThreatDetection #Infosec #CyberThreats


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Amerika dalam Layanan Perang Ekonomi --Oleh: Patrick HOUYOUX, LL.M. ULB, Brussels, Trinity College, Cambridge, UK. President of PT SYDECO--

White Paper: Advancing Cybersecurity through Kernel Immunization. --By Patrick HOUYOUX, LL.M. ULB, Brussels, Trinity College, Cambridge, UK. President – Director PT SYDECO--

Tips Keamanan Siber Penting untuk Pemula --Oleh: Patrick HOUYOUX, LL.M. ULB, Brussels, Trinity College, Cambridge, UK. President of PT SYDECO--